时尚

Diancam Tarif 10 Persen oleh Donald Trump, China Lebih Inginkan Kerja Sama

字号+ 作者:quickq官网下载app 来源:焦点 2025-06-10 03:24:29 我要评论(0)

Warta Ekonomi, Jakarta - Ketegangan perdagangan antara Amerika Serikat (AS) dan China kembali memana quickq官方软件安卓版

Warta Ekonomi,quickq官方软件安卓版 Jakarta -

Ketegangan perdagangan antara Amerika Serikat (AS) dan China kembali memanas setelah presiden terpilih AS, Donald Trump, mengancam akan mengenakan tarif tambahan sebesar 10 persen terhadap semua impor dari China. Ancaman ini disebut akan mulai berlaku pada 20 Januari 2025,yaitu saat Trump resmi menjabat. 

Menanggapi hal tersebut, Kedutaan Besar China di Washington menyebut bahwa tidak ada pihak yang akan memenangkan perang dagang.

Diancam Tarif 10 Persen oleh Donald Trump, China Lebih Inginkan Kerja Sama

Diancam Tarif 10 Persen oleh Donald Trump, China Lebih Inginkan Kerja Sama

“China percaya bahwa kerja sama ekonomi dan perdagangan antara kedua negara saling menguntungkan,” ujar Liu Pengyu, Juru Bicara Kedubes China, dikutip oleh Reuters pada Selasa (26/11/2024). Liu menegaskan, “Tidak seorang pun akan memenangkan perang dagang atau perang tarif.”

Diancam Tarif 10 Persen oleh Donald Trump, China Lebih Inginkan Kerja Sama

Ancaman tarif tambahan dari Trump ini terkait dengan tuntutan agar China menghentikan aliran obat-obatan terlarang, khususnya fentanil, ke AS. 

Diancam Tarif 10 Persen oleh Donald Trump, China Lebih Inginkan Kerja Sama

Mengenai hal itu, Liu menjelaskan bahwa China telah mengambil langkah-langkah untuk memerangi perdagangan narkoba, khususnya setelah pertemuan antara Presiden Joe Biden dan Presiden China Xi Jinping pada tahun lalu.

“China telah memberitahu AS tentang kemajuan yang dicapai dalam operasi penegakan hukum terhadap narkotika di Amerika,” papar Liu. Ia juga menegaskan bahwa rumor mengenai China sengaja membiarkan prekursor fentanil mengalir ke AS tidaklah benar.

Baca Juga: Harga Minyak Global Naik Lagi, Permintaan China Diprediksi Akan Naik

Langkah konkret menghentikan perdagangan gelap bahan kimia yang digunakan dalam produksi fentanil, salah satu penyebab utama kematian di Amerika Serikat, telah terwujud secara bertahap. Seperti diketahui, AS telah mendesak China untuk memperketat penegakan hukum, menangani keuangan gelap, dan meningkatkan pengawasan terhadap bahan kimia tersebut.

Hasilnya, pada Juni 2024, Jaksa Agung China mendesak pejabat penegak hukum untuk fokus pada pemberantasan perdagangan narkoba. Langkah ini merupakan bagian dari penyelidikan gabungan antara kedua negara tersebut. 

Dua bulan kemudian, pada Agustus 2024, China mengumumkan siap memperketat kontrol terhadap tiga bahan kimia bahan baku produksi fentanil.

1.本站遵循行业规范,任何转载的稿件都会明确标注作者和来源;2.本站的原创文章,请转载时务必注明文章作者和来源,不尊重原创的行为我们将追究责任;3.作者投稿可能会经我们编辑修改或补充。

相关文章
  • Kapolda Papua Turut Jadi Korban Ricuh Pemakaman Lukas Enembe

    Kapolda Papua Turut Jadi Korban Ricuh Pemakaman Lukas Enembe

    2025-06-10 02:06

  • Universitas Al Azhar Indonesia dan University of Edinburgh Gulirkan Pembelajaran Disabilitas Visual

    Universitas Al Azhar Indonesia dan University of Edinburgh Gulirkan Pembelajaran Disabilitas Visual

    2025-06-10 01:52

  • Songsong Visi Indonesia Emas 2045, Forum Merajut Masa Depan Indonesia Rajut Keberagaman

    Songsong Visi Indonesia Emas 2045, Forum Merajut Masa Depan Indonesia Rajut Keberagaman

    2025-06-10 01:27

  • Apa yang Terjadi Jika Makan Pisang Berbarengan dengan Susu?

    Apa yang Terjadi Jika Makan Pisang Berbarengan dengan Susu?

    2025-06-10 00:55

网友点评