Harga Layanan Terancam Naik, Dilema Wacana Jerman Pajaki Google
Jerman tengah mempertimbangkan penerapan pungutan sebesar 10% terhadap perusahaan teknologi besar seperti Google dan Facebook. Namun, negara tersebut menegaskan bahwa kebijakan tersebut harus disusun secara internasional dan tidak membebani konsumen akhir.
Dilansir dari Reuters, Sabtu (31/5) Menteri Negara untuk Urusan Kebudayaan, Wolfram Weimer, menyatakan bahwa pejabat pemerintah sedang mengembangkan mekanisme pungutan yang ditujukan kepada platform daring milik raksasa teknologi seperti Alphabet (Google) dan Meta (Facebook).
Baca Juga: Ada Potensi Monopoli, Google hingga Facebook Jadi Sasaran Kebijakan Pajak Baru di Jerman
Weimer menyebut bahwa pungutan sebesar 10 persen dinilai wajar, meski tidak dijelaskan apakah itu akan dikenakan pada pendapatan atau laba perusahaan. Usulan ini sendiri belum mendapatkan persetujuan akhir dari pemerintahan di Jerman.
Menurut Juru Bicara Kementerian Digital Jerman, ada beberapa syarat utama yang harus dipenuhi sebelum kebijakan ini diberlakukan.
“Faktor penentu dalam mengevaluasi pungutan semacam ini adalah bahwa kebijakannya harus ditargetkan secara tepat, dikoordinasikan secara internasional, sesuai dengan hukum dari Uni Eropa. Tak hanya itu, ia harus memberikan manfaat bagi kami sebagai pusat inovasi, dan pada akhirnya tidak menyebabkan harga yang lebih tinggi bagi konsumen,” ujarnya.
Sementara Asosiasi Industri Digital Jerman (Bitkom) memperingatkan bahwa pungutan semacam ini dapat menyebabkan kenaikan harga yang akan berdampak pada bisnis, administrasi publik, dan konsumen.
Baca Juga: Jerman Panggil Netanyahu, Sebut Manuver Israel Sudah Tak Lagi Masuk Akal
“Kenaikan harga ini akan menghambat dan memperlambat digitalisasi layanan publik serta transformasi digital perusahaan yang sangat dibutuhkan. Yang kita perlukan bukanlah beban finansial tambahan, melainkan pengurangan biaya untuk produk dan layanan digital,” kata Presiden Bitkom, Ralf Wintergerst.
下一篇:Stok Nvidia Menipis, Raksasa Teknologi China Mulai Beralih ke Chip Lokal
相关文章:
- 3 Cara Mudah Membersihkan Microwave Pakai Bahan Dapur
- Bos IKN Mundur, Bagaimana Nasib Investor Aguan Cs Selanjutnya
- MK Gelar Sidang Putusan PHPU Pileg 2024, Semua Caleg Deg
- 2025QS艺术设计大学排名介绍
- Kapan Hari Guru Nasional 2024? Cek Jadwalnya di Sini
- Gerilya Lapangan, Agus Ikuti Jejak Jenderal Soedirman
- APINDO Soroti Potensi PHK Massal di Sektor Hotel, Desak Stimulus Pemerintah
- Pangkalan LPG 3 Kg Go Digital Mulai 1 Juni, Pertamina Siap 100%
- 7 Cara Meluruskan Rambut Secara Alami Tanpa Catok
- Apa Itu Uji Kir Kendaraan? Simak Pengertian, Syarat, hingga Cara Perpanjang Masa Berlaku
相关推荐:
- 10 Contoh Kalimat Alasan Sanggah Hasil Akhir CPNS 2024, Bisa Jadi Referensi Peserta!
- Jumlah Turis ke Jepang Cetak Rekor Tertinggi Imbas Yen Melemah
- Dorong Pengkajian Ulang Cara Pemberantasan Korupsi, Ini Kata Kuasa Hukum Terdakwa BTS 4G
- KKP Minta Nelayan Selalu Pantau Prakiraan Cuaca dan Informasi Keselamatan
- Ngeri! Pengakuan Teroris Syaiful Basri Eks Laskar FPI, Mau Bom SPBU Gegara Habib Rizieq Ditangkap
- Pasukan Jajar Kehormatan Sambut Presiden Emmanuel Macron di Istana Merdeka
- Penyebab Tiket Pesawat Lebih Mahal jika Dipesan di Menit
- Rabu Besok, Jadwal Kereta Jakarta Kembali Normal
- 6 Sayur Tinggi Protein untuk Diet Alami Tanpa Obat
- Rakernas PDIP : Bahas Langkah Konsolidasi, Persiapan Pilkada Serentak & Sikap Politik Partai
- Pria Rusia Naik Pesawat ke AS Tanpa Tiket, Paspor, dan Visa, Kok Bisa?
- Posisi Bercinta yang Terbukti Tingkatkan Kepuasan Menurut Ahli
- Waspada Virus COVID
- Inovasi Pendidikan Ekonomi, Soemitro Center dan WIR Group Luncurkan Sekolah VR Keliling!
- 7 Event di Jabodetabek Akhir Pekan Ini 18
- Menilik Cara Mengatasi Bentuk Kaki Bunion
- Harga Layanan Terancam Naik, Dilema Wacana Jerman Pajaki Google
- Inggris dan Sejumlah Negara Eropa Laporkan Lonjakan Kasus Pneumonia
- 7 Tempat Melukat di Bali yang Populer sebagai Wisata Religi
- Mau Kunjungi Taiwan? Cek Dulu Syarat Wisatawan Pakai e