Terlahir Tuli, Balita Ini Bisa Mendengar Usai Uji Coba Terapi Genetik
Seorang balitadi Oxfordshire, Inggris yang terlahir tulidapat mendengar setelah menjalani uji coba terapi genetik.
Balita bernama Opal Sandy ini disebut memiliki mutasi herediter pada gen yang disebut otoferlin, bagian penting yang memungkinkan orang merasakan suara di sel-sel telinga.
Ketulian yang disebabkan oleh mutasi otoferlin sangat jarang terjadi, terhitung kurang dari 1% dari seluruh penderita tunarungu. Hanya 30 hingga 50 orang per tahun di Amerika Serikat yang didiagnosis menderita tuli terkait otoferlin.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pilihan Redaksi
|
Studi CHORD dijalankan oleh perusahaan bioteknologi Regeneron bekerja sama dengan dokter di rumah sakit akademis di Inggris, Spanyol, dan AS. Terapi eksperimental, DB-OTO, menerima Orphan Drug, Rare Pediatric Disease, dan Fast Track Designations dari Badan Pengawas Obat dan Makanan AS.
Terapi ini menggunakan virus hasil rekayasa genetika yang disuntikkan ke area kecil di telinga untuk memperbaiki gen yang rusak.
Sandy diberi terapi saat dia berusia 10 bulan dan dipantau efek sampingnya. Dia hanya mengalami gejala ringan, banyak di antaranya dianggap tidak ada hubungannya dengan terapi suntikan.
Dia juga menjalani berbagai tes pendengaran, dan dia menunjukkan tanda-tanda perbaikan hanya empat minggu setelah terapi.
Setelah tiga bulan, anak tersebut menunjukkan kemajuan yang luar biasa. Pendengarannya di telinga yang dirawat dianggap normal untuk semua frekuensi suara nada percakapan enam bulan setelah terapi.
"Pada usia 24 minggu, pendengarannya pada dasarnya normal," kata Lustig, sambil mencatat bahwa pada frekuensi suara yang lebih tinggi, anak tersebut masih dianggap mengalami kehilangan kemampuan pendengaran ringan.
Sementara itu, keluarga sang balita menyambut kabar bahagia itu dengan penuh rasa syukur.
"Ketika Opal pertama kali mendengar kami bertepuk tangan tanpa bantuan, itu sangat mengejutkan. Kami sangat senang ketika tim klinis memastikan pada minggu ke-24 bahwa pendengarannya juga menangkap suara dan ucapan yang lebih lembut," kata sang ibu, Jo Sandy mengutip New York Post.
Kakak Opal juga mengalami kondisi genetik yang sama. Hal tersebut membuat dokter langsung dapat mengidentifikasi kondisi Opal melalui tes genetik ketika usianya baru tiga minggu, sebelum akhirnya balita tuli ini menjalani uji coba terapi ini.
(pua/pua)(责任编辑:探索)
- ·3 Daun Ini Ampuh Jaga Kesehatan Tulang, Cocok untuk yang Mulai Menua
- ·Tidak Ada Kantor DPD Hingga Kekalahan Prabowo
- ·FOTO: Topi
- ·Keren! Indonesia Pecahkan Rekor Dunia, Pagelaran Angklung Terbesar Sepanjang Masa
- ·Kripto Makin Merakyat, Indonesia No.2 Dunia dalam Pertumbuhan Penggunaan Aplikasi
- ·出国留学艺术管理专业,你会选择哪些英美院校?
- ·国外留学艺术该怎么选择院校?
- ·Protokol Baru AHKFTA Buka Peluang Besar Tingkatkan Volume Perdagangan RI di ASEAN dan Hongkong
- ·Jangan Lakukan 7 Hal Ini agar Badan Tidak Melebar Saat Lebaran
- ·Ortu Wajib Catat, Ini Cara Mencegah Kekerasan Seksual pada Anak
- ·Parah, Terdakwa Kasus Jiwasraya Ini Habiskan Duit Korupsi Beli Banyak Rumah sampai Main Judi
- ·Lebih Ramah Lingkungan, Shell Indonesia Luncurkan Shell Silk Alkane untuk Industri Kosmetik
- ·Pengamat: Formula E Jakarta Jadi Perjudian Politik Anies
- ·MA Pastikan Tak Ada Intervensi dalam Putusan Kasasi Sambo Cs
- ·Wakilnya Anies Baswedan Bingung Jakarta Masuk Kota Termahal: Sudut Mana yang Dilihat?
- ·FOTO: Ukraina Ungsikan Dua Paus Beluga dari Kharkiv
- ·Amankan Teluk Jakarta, Ditpolair Baharkam Polri BKO Polda Metro Jaya Gelar Giat Patroli PAM Hotspot
- ·STP Raih Sertifikasi AEO, Tegaskan Komitmen Sebagai Pemain Global di Industri Akuakultur
- ·Politikus PDIP Divonis 7 Tahun Penjara Karena...
- ·Tak Dengar Peringatan Warga, Lansia Tewas Tertabrak Kereta di Pondok Kopi, Tubuh Terbelah 5 Bagian