设为首页 - 加入收藏   
您的当前位置:首页 > 知识 > Kamu Selingkuh, Kita Tetap Bertahan, Tapi... 正文

Kamu Selingkuh, Kita Tetap Bertahan, Tapi...

来源:quickq官网下载app 编辑:知识 时间:2025-05-29 08:10:52
Jakarta,quickq中文版 CNN Indonesia--

Di depan orang-orang, kami ibarat pasangan suami istriyang harmonis dan penuh cinta. Tapi, siapa sangka jika di balik itu, kami sering tidur pisah ranjang meski ada dalam satu atap?

Kamu Selingkuh, Kita Tetap Bertahan, Tapi...

Katanya, pernikahanbisa berjalan dengan landasan kepercayaan. Tapi, jika kepercayaan itu sudah luntur, ya, jangan harap pernikahan bisa harmonis. Apalagi jika ingin bertahan.

Kalimat-kalimat di atas kerap muncul di atas kepala saya, apalagi setiap kali melihat Andrew. Ya, ia adalah seorang suami yang berhasil melunturkan kepercayaan saya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pilihan Redaksi
  • Rumah Tanggaku 'Panas' Gara-gara Beda Pilihan Politik
  • Siapa Bilang Perempuan dan Laki-laki Tak Bisa Bersahabat?
  • Gara-gara Mimpi Ketinggian, Kami Tukar Posisi di Rumah Tangga

Saat nilai-nilai positif itu diluncurkan pada Andrew, rasanya saya selalu ingin menelan ludah. Kamu enggak tahu aja kelakuan dia aslinya kayak gimana.Begitu kira-kira gerutu saya dalam hati.

Sosoknya selalu hadir di rumah. Ia ikut mengurus kedua anak kami yang masih kecil-kecil itu.

Kami berlaga bak keluarga yang sempurna, tanpa ada yang tahu bahwa ada 'penyakit' menjalar di rumah tangga kami. Penyakit yang membuat pernikahan ini jadi berjalan ala kadarnya.

Orang-orang memandang kami dari sudut pandang akuarium. Kami ibarat ikan yang berenang ke sana ke mari dengan indahnya di dalam akuarium. Tapi, mereka tak tahu saja jika sebenarnya kami--atau khususnya saya--merasa mual.

Kami tak seharmonis seperti yang dilihat dari luar. Mirip orang yang tinggal bersama hanya karena kewajiban.

Jika kau tanya bagaimana perasaan saya, ya, rasanya biasa saja. Anyep.

ilustrasi selingkuhIlustrasi perselingkuhan. (iStockphoto)

Perselingkuhan itu terjadi pada 2022 lalu. Kecurigaan muncul saat sikap Andrew yang berubah sejak beberapa bulan ke belakang.

Ciuman mesra atau sekadar obrolan tengah malam sebelum tidur intensitasnya pun mulai berkurang. Andrew lebih asyik dengan ponselnya.

Berbagai kejadian pun terus membuat saya curiga. Andrew yang pergi ke undangan seorang diri dan masih banyak lagi.

Tuhan mungkin memberi jalan, hingga singkat cerita saya temukan sebuah pesan mesra dari nomor bernama 'Pak Wahyu'.

"Sayang, kamu mau enggak nemeninaku nanti sampai malam di Jakarta. Aku takut nginapsendirian." Bunyi pesannya kira-kira seperti itu.

Lutut saya mendadak lemas.

Lihat Juga :
Love Story'Mengapa Saya Takut Dihamili Suami Sendiri?'

Saya memberondong Andrew dengan segudang pertanyaan hingga ia mengaku telah berselingkuh dengan seorang perempuan yang ditemuinya di aplikasi kencan daring.

Andrew meminta maaf dan berbagai upaya lainnya yang dilakukan. Saya menolak dan meminta cerai.

Tapi, Tuhan berkata lain. Belum sempat ajukan gugatan, saya ternyata berbadan dua. Usia kandungan telah mencapai empat bulan.

Singkat cerita, kami memutuskan untuk tetap bersama, mencoba mencari solusi agar pernikahan tetap berlanjut dan anak-anak bisa mendapatkan kasih sayang lengkap dari orang tuanya.

Tapi, apa yang sudah tergores memang tidak bisa sembuh sepenuhnya. Meski kami tinggal bersama, rasanya tetap hambar.

Tak ada lagi perasaan yang saya simpan untuk Andrew. Rasa curiga, takut, dan tak percaya juga lebih sering muncul.

Tak ada lagi rasa hangat di pagi hari menemani Andrew sarapan sebelum berangkat kerja. Tak ada lagi kecupan sebelum tidur karena kami lebih sering tidur terpisah.

Lagi pula, bagaimana mau ada kecupan? Wong setiap hari kami tidur di kamar yang berbeda. Tak sudi rasanya tidur bersama pria yang telah mengkhianati saya.

Semua terasa hambar, sampai saya juga tiba-tiba harus menjadi seorang 'aktris'.

Ilustrasi disfungsi seksual wanita.Ilustrasi. (Istockphoto/ Tuaindeed)

Pernah suatu hari, kami harus mendatangi sebuah acara bersama. Mau tak mau saya ikut pergi bersama Andrew.

Sepanjang kegiatan, mulut ini rasanya pegal karena harus selalu tersenyum. Padahal, hati ini rasanya malas betul harus berada seharian menemani Andrew.

Genggaman tangan Andrew juga terasa hampa. Rasanya ingin cepat-cepat saya lepas.

Tapi, apa daya? Kami harus terlihat baik-baik saja. Setidaknya, mencoba baik-baik saja.

"Ya ampun, kalian makin mesra aja," ujar salah seorang teman kami. Saya tersenyum. Dari luar terlihat bahagia, tapi hati getir dan seperti ada bom yang meledak-ledak di kepala.

Saya sendiri bingung apa yang membuat saya bertahan dengan kondisi seperti ini. Mungkin jawabannya adalah anak-anak.

Bagaimana pun caranya agar anak-anak mendapatkan kasih sayang orang tuanya secara lengkap. Saya juga tak mau jika sampai anak-anak dikenal karena orang tuanya yang tak akur.

Tak apa-lah, meski saya harus tersiksa dan enek sepanjang hari.

Tulisan ini merupakan cerita dari pembaca CNNIndonesia.com, Ratih (32). Love Storymerupakan program kanal Gaya Hidup CNNIndonesia.com yang berisi tentang kisah cinta dan peliknya lika-liku kehidupan masa kini yang disajikan secara intim dan personal. Kirim tulisan pengalaman pribadi Anda dengan minimal 800 kata ke [email protected].
(tst/asr)
热门文章

0.1371s , 9390.2265625 kb

Copyright © 2025 Powered by Kamu Selingkuh, Kita Tetap Bertahan, Tapi...,quickq官网下载app  

sitemap

Top