Dishub DKI Dukung Heru Budi Urai Kemacetan dengan Membongkar Trotoar Peninggalan Anies
Kebijakan pembongkaran trotoar di kawasan Santa, Jakarta Selatan, menuai banyak kritik dan kontroversi. Tak sedikit warganet yang menyayangkan hal tersebut karena dianggap tidak memihak pejalan kaki dan justru malah menambah kemacetan, namun ada pula beberapa pihak yang tetap menunjukkan dukungan. Salah satu sosok yang mendukung kebijakan tersebut adalah Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta, Syafrin Liputo.
Ia berkata bahwa alih fungsi trotoar yang kini dijadikan jalur kendaraan di Simpang Jalan Wijaya I-Jalan Wolter Monginsidi-Jalan Suryo (lampu merah Santa), Jakarta Selatan dilakukan agar semua kendaraan dapat berjalan lebih baik.
"Seiring dengan semakin tingginya kemacetan di area tersebut setelah PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) dicabut karena semakin banyak pula aktivitas masyarakat di luar rumah. Kami, Pemprov DKI Jakarta, terus mengupayakan berbagai langkah cepat yang dibarengi evaluasi, sehingga kebijakan efektif dan tepat sasaran," kata Kepala Dishub DKI Jakarta Syafrin Liputo dalam keterangan tertulisnya beberapa waktu lalu.
Baca Juga: Heru Budi Bongkar Trotoar untuk Fasilitasi Kendaraan, PKS: Jangan Tersinggung Kalau Dituduh Hancurkan Legacy Anies
Kemudian, ia melanjutkan, melalui kajian bersama Satuan Lalu Lintas Polda Metro Jaya, diputuskan untuk membuka ruas jalan idle(jalan yang tidak dipakai untuk kendaraan melintas) sebagai akses kendaraan.
Kemudian, Dinas Bina Marga (DBM) DKI melakukan penyesuaian pada trotoar tersebut dengan melakukan pemasangan ramp(kemiringan trotoar disesuaikan dan diaspal), sehingga jalan idletersebut dapat dilintasi kendaraan.
"Langkah ini diambil sebagai salah satu upaya untuk mengurai kemacetan," kata dia.
Baca Juga: Hapus Warisan Anies Baswedan, Solusi Heru Budi Nyatanya Enggak Efektif dalam Mengatasi Kemacetan
Saat ini, ia terus memantau kondisi lalu lintas di persimpangan Santa untuk kemudian dikaji lebih lanjut. Ia juga telah menurunkan sejumlah personel untuk mengawasi pergerakan lalu lintas di persimpangan Santa usai ditata.
Ia mengaku telah melaksanakan pertemuan dengan beberapa komunitas, yaitu Koalisi Pejalan Kaki, bike to work, Komite Penghapusan Bensin Bertimbal (KPBB), Road Safety Asociation dan Institute for Transportation and Development Policy (ITDP) belum lama ini di Simpang Santa.
Dalam pertemuan tersebut, ia memberikan penjelasan terkait tujuan dilaksanakannya penataan simpang Santa dan akan dilaksanakan penataan kembali terhadap fasilitas pejalan kaki dan pesepeda di kawasan tersebut, sehingga bagi pejalan kaki dan pesepeda yang akan menyeberang tetap memenuhi prinsip pergerakan yang selamat, aman, nyaman dan menerus.
Baca Juga: Hapus Warisan Anies Baswedan, Solusi Heru Budi Nyatanya Enggak Efektif dalam Mengatasi Kemacetan
"Kami akan membuat desain penataan fasilitas pejalan kaki dan pesepeda dengan melibatkan komunitas, sebelum dilaksanakan penyediaan fasilitasnya," kata dia.
Ia akan terus melakukan kajian komprehensif tentang pola lalu lintas sebagai langkah penting dalam memahami akar masalah dan merancang solusi yang efektif.
Rekayasa lalu lintas juga terus ditingkatkan, termasuk pengaturan jalur prioritas untuk transportasi publik dan pemanfaatan teknologi informasi yang lebih baik dalam mengatur arus lalu lintas.
Baca Juga: DKI Jakarta Diurus Heru Budi, Roadmap Anies Baswedan Tetap Harus Diikuti: Dia Enggak Boleh Ngaco...
"Berbagai upaya tersebut diharapkan mengurangi kemacetan lalu lintas dan meningkatkan kualitas hidup warga kota," kata dia.
Sebelumnya, diketahui bahwa kebijakan Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono, untuk melakukan rekayasa lalu lintas (lalin) di kawasan pertigaan lampu merah Santa, Jakarta Selatan ternyata harus mengorbankan trotoar yang dibangun pada era Gubernur Anies Rasyid Baswedan.
Baca Juga: Menambah Teka-teki, Heru Budi Senyum Mendengar Rekam Jejak Anies Baswedan Dibersihkan Lagi
Jalan di sekitar Pasar Santa yang sebelumnya merupakan trotoar harus dibongkar menjadi jalan raya untuk memfasilitasi kendaraan. Di lokasi, sudah dilakukan penutupan putar balik (u-turn) di Jalan Wolter Monginsidi menuju Tendean. Kebijakan itu merupakan bagian penutupan 32 u-turndi Jakarta yang dicanangkan Dinas Perhubungan (Dishub) DKI untuk mengurangi kemacetan dan memperlancar lalu lintas.
下一篇:Kesiapan Anies Hadapi Debat Capres Kelima 4 Februari 2024: Ini Kesempatan Bagi Kami
相关文章:
- 2025动画专业大学排名
- Polri Ungkap Kondisi Kapolda Jambi Usai Kecelakaan Heli: Lukanya Cukup Berat
- Karopenmas Ungkap Jadwal Sidang Etik Ricky Rizal
- FOTO: Warga Afghanistan: 'Tanpa Roti Rasanya Tidak Makan Apa
- Polisi yang Bantu Teddy Minahasa Nasibnya Begini
- Jokowi Bocorkan Kriteria Menpora Baru: Salah Satunya Muda
- Jalan Kaki 250 Ribu Langkah Seminggu, Apa yang Terjadi pada Tubuh?
- Polri: 3 Korban Penusukan Teroris Asal Uzbekistan Masih Dirawat di ICU
- Cerita Pilu Bayi Usia 2 Hari Terkena Radang Otak Usai Dicium
- Menkominfo Mengaku Siap Jika Dipanggil Kejagung Kembali
相关推荐:
- Terawan Trending, Tiba
- Harga Emas Antam di Awal Pekan Ini Turun Rp11 Ribu ke Rp1.919.000 per Gram, Mau Beli?
- FOTO: Mode 'Incognito' Melania di Pelantikan Donald Trump
- Harga Emas Antam di Awal Pekan Ini Turun Rp11 Ribu ke Rp1.919.000 per Gram, Mau Beli?
- Awan Gelap! Anies Baswedan Soal Film Dirty Vote: Itu Tanda
- Durian Mini Lereng Gunung Semeru, 'Si Imut' yang Manis dan Legit
- Manfaat Madu untuk Wajah, Jadi Skincare Alami
- Studi Temukan Minum Ini di Pagi Hari Bisa Bikin Umur Panjang
- Kapasitas GBK Penuh, Massa Prabowo
- Sandiaga ke PPP, Pengurus Ungkap Langkahnya Setelah Lebaran Ini
- 2025年建筑设计世界大学排名TOP5
- HUT Jakarta Ke
- Sering Bikin Sakit Pinggang, Masturbasi Merusak Ginjal?
- 2025建筑学专业世界排名TOP6
- Bolehkah Puasa Arafah 16 Juni saat Arab Saudi Sudah Iduladha?
- Rekonstruksi Kematian Anak Tamara Tyasmara Digelar Hari Ini
- Link Pendaftaran CPNS 2024: Syarat, Jadwal, Cara Daftar, dan Tips Agar Lolos
- Sensasi Santap Hidangan Autentik Jepang di 'Langit' Jakarta
- Hoaks! 100 Ribu Mahasiswa Demo di Depan Istana Negara dan MPR DPR, Sebut Nama Melki
- Rentan Dialami Ibu Pascamelahirkan, Apa Itu Baby Blues Syndrome?